Indonesia merupakan daerah yang sangat
rentan akan bencana geologi. Hal ini karena letak geografis Indonesia yang
berada pada pertemuan tiga lempeng benua, yaitu Eurasia, Indoaustralia dan
Pasifik. Baca artikel saya sebelumnya (Artikel 1 dan Artikel 2)
Bencana geologi ini memang tidak bisa kita
hindari. Namun kita bisa meminimalisasi dampak yang akan terjadi. Oleh karena
itu, penanganan prabencana adalah hal yang sangat penting untuk dilakukan,
terutama di negara kita yang memiliki tingkat kerentanan bencana yang sangat
tinggi. Dalam hal ini, perencanaan, dan sosialisasi mitigasi adalah hal yang
sangat penting. Mitigasi merupakan upaya untuk meminimalkan dampak bencana yang
akan terjadi. Mitigasi sebaiknya dilakukan secara serius dan berkelanjutan.
Dalam sosialisasi dan pelaksanaannya, harus melibatkan semua pihak, baik pemerintah,
ilmuwan, institusi, LSM, dan masyarakat.
Sampai saat ini, kesadaran masyarakat
sendiri akan mitigasi masih sangat kurang. Selain itu, sosialisasi mengenai “apa
yang harus dilakukan jika bencana
terjadi” sangat kurang ke seluruh lapisan masyarakat. Kondisi ini dapat kita
lihat di gedung-gedung perkantoran, Pusat perbelanjaan, sekolah, jalan raya,
daerah tepi pantai, dll.
Contoh kecilnya saja, sulit kita jumpai
jalur evakuasi tsunami, terutama di kota-kota yang memang rawan tsunami. Saat
ini baru ada beberapa kota di Indonesia yang memilikinya. Untuk daerah Bandar
Lampung sendiri, yang saya tahu hanya ada di depan kantor perusahaan Bukit Asam
di dekat pelabuhan batubara. Selain itu, jalur evakuasi juga sulit untuk kita
temui atau bahkan tidak ada, di tempat dimana orang banyak berkumpul, seperti
gedung perkantoran dan pusat perbelanjaan. Namun dari semua itu, yang
terpenting adalah sosialisasi kepada
seluruh lapisan masyarakat agar lebih tanggap terhadap bencana.
Untuk negara yang memiliki potensi bencana
geologi yang tinggi seperti Indonesia, sosialisasi
bencana sebaiknya sudah dilakukan sejak dini. Dalam artian, pentingnya mitigasi
bencana sebaiknya sudah di sosialisasikan terhadap masyarakat sejak SD, SMP,
SMA, hingga Perguruan Tinggi. Penting sekali pelajaran mengenai Mitigasi
Bencana bisa masuk dan menjadi bagian dalam kurikulum sekolah. Karena dengan adanya
kurikulum mengenai mitigasi di sekolah, sosialisasi akan lebih mengena ke dalam
pikiran anak sekolah. Selain itu, mereka juga akan mengajarkan dan
memsosialisasikan apa yang mereka dapat kepada orang rumah. Dampak lainya
adalah, akan tercipta masyarakat yang lebih tanggap bencana di masa yang akan
datang.
Kurangnya sosialisasi mitigasi bencana,
akan menyebabkan masyarakat mudah panik jika sewaktu-waktu bencana tersebut
terjadi. Seperti, orang berlari tak
tentu arah, berlindung di tempat yang justru berbahaya, jalanan macet karena
orang berebut mencari aman (hal yang tak seharusnya terjadi jika system dan
sosialisanya berjalan dengan baik), kebakaran, dll.
Kembali ke mitigasi di sekolah, jika
seandainya mitigasi bencana tidak bisa dimasukkan ke dalam kurikulum
pendidikan, maka mitigasi bisa dijadikan sebagai kegiatan ekstrakuler semacam
UKS. Dalam hal ini, beberapa siswa diberi pembekalan khusus yang nantinya para
siswa inilah yang memiliki tanggung jawab untuk urusan mitigasi di sekolah
masing-masing. Saya rasa, dengan pembekalan yang cukup, para siswa akan lebih
kreatif dalam mensurvei kondisi sekolah, membuat system jalur evakuasi,
melakukan sosialisasi, dan melakukan simulasi bencana di sekolah masing-masing.
Tentunya ini akan berjalan dengan baik jika ada dukungan dari pemerintah dan sekolah.
Harapannya sistem mitigasi bencana ini juga bisa diaplikasikan di gedung
perkantoran, pusat perbelanjaan dan tempat keramaian lainnya. Memang, beberapa
perusahaan yang memiliki divisi SHE (Safety, Health and Environment) terutama
perusahaan-persahaan besar sudah melakukannya. Namun. Masih sangat banyak
perusahaan / kantor yang belum melakukannya.
Mitigasi tidaklah sulit dilakukan, bahkan
terlihat sepele, namun dengan mitigasi inilah kita bisa memperkecil dampak
bencana yang terjadi.
Salam
Adi yuza
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar jika dirasa perlu
Adi Yuza