Senin, 01 November 2010

Jika Tsunami Menerjang Bandar Lampung.

"Kita memang tak bisa mencegah bencana Geologi, namun kita bisa mengupayakan supaya kerugian yang kita derita menjadi sekecil mungkin. Sedikit Sumbangsih saya untuk negeri, semoga bermanfaat"

Seperti sudah banyak diketahui, kepulauan Indonesia terletak di kawasan yang merupakan pertemuan dari lempeng-lempeng Eurasia, Australia, Pasifik dan Filipina. Pertemuan ini menyebabkan adanya spektrum topografi dan bathimetri yang luas dan beragam dari kepulauan Indonesia, serta aktivitas kegempaan serta kegunungapian yang juga cukup tinggi. Akibatnya wilayah Indonesia rawan terhadap berbagai bencana alam seperti gempabumi, tsunami, letusan gunungapi, longsor dan penurunan tanah.

Peta Lokasi Gempa bumi di Indonesia 1600 – 2004 (Diposaptono).

Tsunami berasal dari bahasa Jepang tsu = pelabuhan, dan nami = gelombang. Tsunami berarti pasang laut besar di pelabuhan. Dalam ilmu kebumian terminologi ini dikenal dan baku secara umum. Kebanyakan tsunami dihasilkan oleh gempabumi, dimana pergeseran tektonik vertikal dasar laut di sepanjang zona rekahan pada kulit bumi menyebabkan gangguan vertikal tubuh air. Sumber mekanisme lainnya adalah letusan gunungapi yang berada di dekat atau di bawah laut, perpindahan sedimen dasar laut, peristiwa tanah longsor di daerah pesisir yang bergerak ke arah air laut, ledakan buatan manusia dan tumbukan benda langit /meteor yang terjadi di laut.

Tsunami bergerak keluar dari daerah sumber sebagai suatu seri gelombang. Kecepatannya tergantung pada kedalaman air, sehingga gelombang tersebut mengalami percepatan atau perlambatan ketika melintasi kedalaman yang berbeda-beda. Proses ini juga menyebabkan perubahan arah rambat sehingga energi gelombang dapat menjadi fokus atau de-fokus. Pada laut dalam, gelombang tsunami dapat bergerak dengan kecepatan sekitar 500 hingga 1000 km/jam.

Ketika mendekati pantai, rambatan tsunami menjadi lebih lambat hingga hanya beberapa puluh km/jam. Ketinggian gelombang tsunami juga tergantung pada kedalam air. Gelombang tsunami yang ketinggian hanya satu meter pada laut dalam bisa berkembang menjadi puluhan meter pada garis pantai. Tidak seperti gelombang laut yang umumnya digerakkan oleh angin yang hanya mengganggu permukaan laut, energi gelombang tsunami mampu mencapai dasar laut. Pada daerah dekat pantai, energi tersebut terkonsentrasi pada arah vertikal akibat berkurangnya kedalaman air dan pada arah horisontal akibat pemendekan panjang gelombang karena perlambatan gerak gelombang. Tsunami memiliki rentang periode (waktu untuk satu siklus gelombang) dari hanya beberapa menit hingga lebih dari satu jam.

Jika agak pusing dengan Penjelasan saya diatas, silakan perhatikan skema di bawah ini

Perubahan ketinggian Tsunami ketika di Laut dalam dan di Pantai

Pesisir Lampung merupakan salah satu daerah yang paling rawan terhadap bencana tsunami. Hal ini disebabkan karena Lampung berada pada zona subduksi lempeng Indoaustralia dan Lempeng Eurasia. Gunung Krakatau di Selat Sunda juga menjadi salah satu Ancaman bagi penduduk yang berada di Pesisir Lampung terhadap bencana tsunami. Selain itu, Sesar Semangko yang memanjang dari Aceh hingga Lampung menjadi menjadi alasan lainnya mengapa daerah ini begitu rawan terhadap bencana tsunami.

Potensi penyebab tsunami di Lampung; Sesar Semangko (garis atas), Gunung Krakatau (segitiga) dan zona subduksi Lempeng Indoaustralia – Eurasia (garis bawah)

Selain dari segi Geologi, dari sisi Geografis dan Demografis, pesisir kota Bandar Lampung, merupakan daerah yang rawan. Hal ini dikarenakan kontur tanah yang rendah dan padatnya penduduk yang mendiami kawasan pesisir. Jika tidak dilakukan penanggulangan secara tepat, maka korban jiwa akan semakin besar.

Kontur tanah dan kepadatan penduduk di Kota Bandar Lampung


Pesesir Kota Bandar Lampung

Dengan kondisi seperti itu, kita tidak bisa menghindari bencana Tsunami. Yang bisa dilakukan adalah mengurangi dampak dari Tsunami tersebut. Untuk itu dibutuhkan upaya penanggulangan bencana yang lebih terpadu, yang mencakup keseluruhan wilayah Indonesia. Upaya penanggulangan bencana secara umum meliputi 2 hal yaitu, prabencana dan pascabencana. Seperti kita ketahui, upaya penanggulangan pascabencana akan membutuhkan biaya serta alokasi sumber daya yang sangat besar. Upaya penanggulangan ini akan semakin besar lagi apabila masyarakat dan negara tidak memiliki sistem manajemen prabencana yang baik. Oleh karena itu saat ini digalakkan penyadaran pentingnya emergency preparedness sebagai suatu program jangka panjang yang bertujuan untuk memperkuat kapasitas dan kemampuan bangsa untuk mengatur semua jenis bencana serta memulihkan keadaan pascabencana hingga ke kondisi pengembangan berkelanjutan. Demi tercapainya keberhasilan penanggulangan bencana, diperlukan suatu perencanaan yang matang dan kebutuhan informasi tentang bencana. Kebutuhan informasi yang cepat, tepat, dan aktual mutlak diperlukan.


Berikut ini adalah Ilustrasi yang saya buat, Jika seandainya Tsunami benar-benar menerjang Bandar Lampung. Memang tidak begitu bagus, Tapi setidaknya bisa memberikan gambaran kepada kita mengenai daerah mana saja yang paling rentan terhadap Tsunami. Sehingga, perencanaan dan Pemetaan Jalur Evakuasi teraman dan Tercepat bisa kita persiapkan sedini mungkin. Salam, Adi yuza.






" Cobalah untuk sekali saja bangsa kita belajar dari pengalaman"


4 komentar:

  1. saya sangat senang mendapatkan informasi ini, terimakasih atas info ny, mohon untuk info jalur/rute evakuasi bila terjadi bencana alam/ tsunami untuk kota bandar lampung yang kita cintai ini.trims

    BalasHapus
  2. Bencana alam sangat sulit dihindari yang paling bisa dilakukan adalah mendeteksi dan belajar cara penanggulangan bencana untuk mengurangi resiko jika sewaktu-waktu datang, contohnya seperti benjir, gempa atau tsunami

    BalasHapus
  3. Wah baru saja yang dikhawatirkan mas ini kejadian

    BalasHapus
  4. Mohon info untuk jalur evakuasi di bandar lampung

    BalasHapus

Silahkan tinggalkan komentar jika dirasa perlu

Adi Yuza