Rabu, 19 Januari 2011

Karena Kau Lalat, Kau Ku Tangkap


“Ckrepp..!”

Di siang hari yang terik itu, seeokor lalat yang baru saja menjelajah tong sampah tiba-tiba terjerat di sarang laba-laba yang letaknya tak jauh dari tong sampah itu.

Si Lalat meronta-ronta berusaha untuk melepaskan dirinya. Namun sekuat apapun dia meronta, semakin dia terbelit oleh jaring laba-laba. Namun ternyata lalat salah strategi, dengan rontaannya tersebut, laba-laba tahu bahwa ada yang masuk perangkap. Laba-laba itu kemudian mendekati si lalat. Dengan pantatnya yang menungging, ia bersiap menggulung tubuh mungil si lalat dengan benang suteranya yang halus namun kuat.

Si lalat akhirnya pasrah. Ditengah kepasrahannya, dia memohon agar dia tidak dimakan.

“Tolong jangan santap aku tuan laba-laba,” lalat menghiba.

“Lucu nya dirimu. Jika kau tak ku santap, aku tak bisa makan”

“Tapi kasihani aku tuan laba-laba. Jika aku kau santap, bagaimana bagaimana nasib anak istriku? mereka pasti cemas menunggui aku di rumah.

“Apa peduli ku! karena kau lalat kau ku tangkap!”

“Tapi tuan laba-laba, apakah kau hanya bisa menangkap aku yang hanya seekor lalat. Mengapa jaringmu hanya kuat untuk serangga-serangga kecil seperti aku?”

“Hahaha, Kau sudah kecil, jorok lagi. ditambah kau banyak omong. lebih baik kau segera ku makan.” Si Laba-laba tertawa sambil memperlihatkan seringainya.

“Tapi tunggu tuan laba-laba, kau bilang aku jorok. Apakah karena aku jorok, kau menangkap aku? apakah karena aku jorok, itu mengganggu dirimu?”

“Tepat, kau jorok dan sangat mengganggu!” Jawab laba-laba sekenanya.

“Jadi karena aku sangat menggangu, kau menangkap aku?”

“Ya, kau sangat mengganggu. semua merasa terganggu oleh ulahmu. kau lihat saja, bahkan Manusia pun mual karena kehadiranmu!”

“Tapi kau tidak adil kalau begitu!” protes lalat.

“Kalau kau menagkap aku karena aku dianggap pengganggu, kenapa hanya aku saja yang kau tangkap. bukankah masih banyak hewan lain yang menggangu manusia?” lanjut lalat.

“Karena kau yang tertangkap jaringku, wahai Lalat manis.”

“Jaringmu lemah wahai Laba-laba. Jika jaringmu kuat, tentu bukan hanya aku yang kau tangkap!”

“Maksudmu?”

“Ya, jika jaringmu kuat, dan hatimu dipenuhi rasa keadilan, pastilah Si Burung Gelatik atau Burung Gereja sudah kau tangkap. Bukan kah mereka lebih mengganggu kaum serangga kecil seperti kita?”

Laba-laba terdiam

“Atau kau takut, sarangmu akan koyak oleh mereka? Seharusnya, kau berpikir, jika kau tidak melawan mereka, justru dirimu akan selalu berada dalam bayang-bayang ketakutan. Bukan hanya kau, tapi seluruh serangga. Bukan hanya aku yang memang serangga jorok. Tapi seluruh serangga yang tak bersalah pun akan terikut dalam ketakutan yang berkepanjangan!”

“Tapi yang mampu menumpas mereka hanya Garuda. Kita tak akan mampu, karena kita kecil lagi lemah.”

“Garuda hanya Mitos! Namun kita bisa menggunakan spirit Garuda dengan bersatu untuk melawan mereka” Si lalat berbicara dengan semangat berapi-api.

“Haaap,,grp.. grp..!”

===

“Lumayan kenyang juga makan si lalat yang banyak tingkah. Maaf , karena kau lalat kau kutangkap,” Laba-laba lalu tertidur dalam kenyangnya.

Di dahan yang paling atas, burung Gelatik mengawasinya dengan tatapan tajam.

===

Kp Baru, 15-1-2011.

Untuk Kasus hukum di Indonesia, Gayus dan lain-lain.

Salam

Adi Yuza.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar jika dirasa perlu

Adi Yuza