Jumat, 26 Juni 2009
semuanya tentang mimpi dan perjuangan untuk meraihnya, Kawan!
Merah saga langit sore mulai tenggelam habis, kelelawar mulai berterbangan menyambut kehidupan malam, dan anak ayam meringkuk hangat dalam selimut perut ibunya. Semesta masih bertasbih. Lantunan ayat-ayat suci alQuran masih terdengar meski sayup-sayup dari mikrofon masjid dan biasanya baru berhenti setelah adzan Isya dikumandangkan. Dan aku, hanya tidur-tiduran diatas kasur busa yang sudah penyet, gelisah menantikan sesuatu yang berkaitan dengan kelanjutan episode hidupku selanjutnya.
Sudah dua bulan aku menjalani mimpi rencana "A". Sudah selama itu pula, aku belajar merajut mimpi dan mencoba merangkai usaha-usaha yang sekiranya dapat menunjang terwujudnya impianku tersebut. Sudah banyak hal yang kulakukan untuk itu. Meskipun tak begitu bagus, tapi itulah hal maksimal yang bisa kulakukan. Tegang, rasa malu, kalut, gelisah, dramatis, terburu-buru, semuanya aku cicipi. Dan seandainya gagal -dan itu berarti kesempatan itu tertutup selamanya-, setidaknya itulah bagian manis dari mozaik hidupku. dan takkan terlupakan.
Besar harapanku agar aku dapat mewujudkan impianku tersebut. Ini bukan hanya tentang obsesi pribadiku sendiri. Tapi dibalik itu semua ada hasratku yang lain, hasrat yang pasti dimiliki oleh setiap anak yang memiliki hati dan cinta terhadap orangtuanya. Ya, aku berhasrat untuk membahagiakan orangtuaku dan sedikit menenangkan hati mereka. Selagi mereka masih lengkap, aku ingin melihat senyum yang tersungging dari bibir mereka yang mulai terlihat sedikit keriput.
Dan dibalik itu semua, adalah keinginan terbesarku untuk berubah. Mengubah segala bentuk kejahiliahan yang mungkin selama ini aku "dewa"kan. Dan disadari maupun tidak, kebiasaan buruk itulah yang menjadikan diriku pantas diklasifikasikan dalam golongan orang-orang pasik, dan anda pastinya tahu dimanakah orang pasik itu ditempatkan diakhirat kelak. Naudzubillah.. betapa mengerikan.
Seperti halnya metamorforsis kupu-kupu, itulah alasan lainnya mengapa aku berani bermimpi. Aku ingin menjadi sesuatu yang lebih indah. Memiliki pola dan warnaku sendiri, berkilau ketika sayapku menyibak angkasa. Aku ingin terbang dengan sayapku sendiri. hinggap dari satu tantangan ke tantangan lainnya. Dan orang-orang itu melihatku seutuhnya, bukan melihat karena menoleh padaku tanpa sengaja.
Bahkan anak burungpun tidak selamanya disuapi induknya. Usiaku memang masih remaja saat ini, tapi tak lama lagi dunia yang sebenarnya akan melingkupiku seluruhnya. dan itu artinya, saat itulah pola pikirku, caraku bertindak, dan apa yang kukerjakan saat ini, harus ku fungsikan seutuhnya. Mau tak mau, aku harus lepas dari tanggung jawab orang tua.
Langit malam makin pekat, anak ayam berciap manja dalam pelukan sang induk di kandang samping rumah..
Ya.. sudah dua bulan rencana A itu aku titi. Mungkin besok atau lusa, adalah hari keputusan apakah aku tetap dapat melanjutkan ke tahap berikutnya, atau langsung mengubur rencana yang awalnya hanya sekedar mimpi. semuanya akan terjawab besok. Pun seandainya yang akan terjadi besok tidak sesuai dengan apa yang kuharapkan, rencana B siap menggantikan. Dan aku akan mencoba belajar menerima kegagalan dan terus belajar menjadi sosok yang lebih dewasa.
Kampung Baru, 26 juni 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar jika dirasa perlu
Adi Yuza