Dulu (bahkan sampai sekarang), ketika
banyak orang mencibir Ariel, Luna dan Cut Tari atas videonya,
orang-orang itu pasti membantah “kayak kalian yg paling suci aja”. Lalu,
ketika banyak orang yang meminta Ariel-Luna dihukum seberat-beratnya
karena karena khawatir dampak buruk yang disebarkan ke masyarakat,
orang-orang itu berkata “Itu tergantung pendidikan dari rumah”, “Jangang
suka men-judge, kalian bukan tuhan”, “biarlah tuhan yang
menghukum”. Sedangkan pengacara-pengacara artis tersebut berkata “itu
koleksi pribadi, mereka tidak salah yang salah adalah yang menyebarkan,
mereka (Ariel-Luna-Cut Tari) adalah korban (?)”
Semakin kita mengutuk aksi Ariel-Luna-Cut tari, maka kitalah yang salah,
kitalah yang kuno, kitalah yang sudah ketinggalan zaman. Seolah-olah
hak kita untuk melindungi keluarga kita dari dampak yang ditimbulkan
adalah bentuk dari sikap ultrakonservatif yang norak dan harus
ditinggalkan. Standar moral kita harus diganti, harus lebih “western”
dan harus lebih “terbuka”, supaya kita bisa maju dan sejajar dengan
negara-negara barat yang lebih liberal. Urus moral masing-masing dan
Jangan sok suci!.
Paradigma
masyarakat digiring untuk menganggap bahwa yang protes kasus video mesum
adalah pihak yang salah. Memberi sanksi pidana atau sanksi sosial tidak
akan memperbaiki keadaan, Biarkan mereka “bertobat (?)“, biarkan mereka terus berkarya, dan urus moral masing-masing.
***
Beberapa hari belakangan masyarakat kembali ramai dengan beredarnya
video mesum dua siswa SMPN 4 Jakarta. Lah, Mengapa mesti kaget? Mengapa
tiba-tiba prihatin? Mengapa malah menyalahkan sekolah? Mengapa malah
menuding orangtuanya karena tidak becus mengurus anak?
Toh, Ariel Noah yang sudah jelas-jelas sudah berzina dengan Cut Tari dan
Luna Maya, tetap dijadikan idola oleh masyarakat. Tidak hanya oleh anak
muda, ibu-ibu yang mengggendong anak kecil pun rela antri demi tiket
konser si Ariel. Ibu-ibu hamil juga tak mau kalah, mengusap-usap perut
berharap sambil berharap agar si jabang bayi kelak bisa seperti Ariel
(Yakin, Lo?). Jessica Iskandar sampai menyisipkan bab khusus tentang betapa dia sangat mengidolakan Ariel dalam buku yang dia rilis.
Masih sangat jelas di ingatan saya ketika pertama kali Ariel ditahan,
fans-nya yang kebanyakan ABG perempuan menangis histeris melihat
idolanya ditahan. Ahmad Dhani membuat konser yang bertajuk “free
Ariel/bebaskan Ariel”. Bahkan saat Ariel bebas, banyak pihak yang
merayakan kebebasannya. Seolah-olah merayakan bebasnya pahlawan
revolusinya kebebasan berekspresi dari penjara moral yang sudah usang.
Begitu meriahnya, bahkan Ariel dan bandnya, Noah, langsung menggelar
konser di beberapa negara lintas benua dalam waktu 24 Jam, memecahkan
rekor dunia. Inspiratif!
Belum cukup sampai sana, sang aktor utama dalam video itupun bersama band-nya menjadi brand ambassador salah satu provider telekomunikasi, Instant messaging, dan pembersih wajah dengan jargon “ganteng maksimal”.
Dan bagaimana dengan Luna dan Cut Tari? Tenang, masyarakat sudah memaafkan mereka. Televisi pun yang sejak awal mem-blow up
pemberitaan ini makin berlomba-lomba memakai mereka untuk mengisi
acara; Iklan, sinetron, host musik, host infotainment, tarik suara, dan
modelling; Semua demi rating. Lihatlah tayangan infotainment
dulu ketika kasus video Ariel mencuat, sedikitpun naratornya tidak
menganggap bahwa video mesum itu merupakan pelanggaran moral apalagi
dosa.
Terbukti kan,
video mesum tidak akan menghancurkan karir mu di dunia entertainment,
tapi malah makin mengantarkanmu pada polularitas yang lebih.
Ariel, Luna, Cut Tari, bagaimanpun luar biasa karyanya (Sori, menurut gue biasa aja dan gue gak
begitu suka dengan lagu-lagunya Noah), mereka tetaplah duta perzinahan.
Dan faktanya, mereka sudah mempromosikan perzinahan sampai ke luar
negeri. Gaung video Ariel sudah mendunia. Bahkan di Jepang,
Ariel-Luna-Cut Tari menjadi cover majalah dewasa. Dan bersama para
pendukungnya, mereka telah menanamkan ke benak banyak orang terutama
generasi muda, bahwa zinah itu normal, zinah itu wajar, zinah itu tidak
salah, dan zinah itu adalah urusan pribadi. Dan itu berhasil. Bangsa
Indonesia akhirnya bisa lebih maju daripada Hongkong. Edison Chen, aktor
Hongkong yang foto-foto mesumnya beredar, malu untuk kembali ke
Hongkong. Selain itu, dia juga tidak sanggup menerima sanksi sosial
masyarakat hongkong yang masih “konservatif“.
Setiap orang
yg mengidolakan mereka (Ariel cs), maka akan sedikit banyak maklum
dengan perzinahan itu. Kan yang dilihat karyanya, bukan moralnya. Jangan
sok suci deh.
Nah, kalau orang yang sudah jelas-jelas “bikin film” dengan isteri orang saja masih kita jadikan idola, masih bisa memperoleh Award,
lantas mengapa kita mesti prihatin dan miris ketika melihat film hasil
karya anak-anak SMP yang merekam adegan porno di sekolahnya? Toh,
kelakuan mereka tidak berbeda dari sang idolanya. Kan yang dilihat
karyanya, bukan moralnya. Jangan sok suci deh.
Bdg 27-9-2013
Salam, Adi Yuza
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar jika dirasa perlu
Adi Yuza