Senin, 28 Oktober 2013

Pelajar SMP bikin video mesum, Mengapa mesti risau?

Dulu (bahkan sampai sekarang), ketika banyak orang mencibir Ariel, Luna dan Cut Tari atas videonya, orang-orang itu pasti membantah “kayak kalian yg paling suci aja”. Lalu, ketika banyak orang yang meminta Ariel-Luna dihukum seberat-beratnya karena karena khawatir dampak buruk yang disebarkan ke masyarakat, orang-orang itu berkata “Itu tergantung pendidikan dari rumah”, “Jangang suka men-judge, kalian bukan tuhan”, “biarlah tuhan yang menghukum”. Sedangkan pengacara-pengacara artis tersebut berkata “itu koleksi pribadi, mereka tidak salah yang salah adalah yang menyebarkan, mereka (Ariel-Luna-Cut Tari) adalah korban (?)”

Semakin kita mengutuk aksi Ariel-Luna-Cut tari, maka kitalah yang salah, kitalah yang kuno, kitalah yang sudah ketinggalan zaman. Seolah-olah hak kita untuk melindungi keluarga kita dari dampak yang ditimbulkan adalah bentuk dari sikap ultrakonservatif yang norak dan harus ditinggalkan. Standar moral kita harus diganti, harus lebih “western” dan harus lebih “terbuka”, supaya kita bisa maju dan sejajar dengan negara-negara barat yang lebih liberal. Urus moral masing-masing dan Jangan sok suci!.

Paradigma masyarakat digiring untuk menganggap bahwa yang protes kasus video mesum adalah pihak yang salah. Memberi sanksi pidana atau sanksi sosial tidak akan memperbaiki keadaan, Biarkan mereka “bertobat (?)“, biarkan mereka terus berkarya, dan urus moral masing-masing.

***
Beberapa hari belakangan masyarakat kembali ramai dengan beredarnya video mesum dua siswa SMPN 4 Jakarta. Lah, Mengapa mesti kaget? Mengapa tiba-tiba prihatin? Mengapa malah menyalahkan sekolah? Mengapa malah menuding orangtuanya karena tidak becus mengurus anak?


Toh, Ariel Noah yang sudah jelas-jelas sudah berzina dengan Cut Tari dan Luna Maya, tetap dijadikan idola oleh masyarakat. Tidak hanya oleh anak muda, ibu-ibu yang mengggendong anak kecil pun rela antri demi tiket konser si Ariel. Ibu-ibu hamil juga tak mau kalah, mengusap-usap perut berharap sambil berharap agar si jabang bayi kelak bisa seperti Ariel (Yakin, Lo?). Jessica Iskandar sampai menyisipkan bab khusus tentang betapa dia sangat mengidolakan Ariel dalam buku yang dia rilis.

Masih sangat jelas di ingatan saya ketika pertama kali Ariel ditahan, fans-nya yang kebanyakan ABG perempuan menangis histeris melihat idolanya ditahan. Ahmad Dhani membuat konser yang bertajuk “free Ariel/bebaskan Ariel”. Bahkan saat Ariel bebas, banyak pihak yang merayakan kebebasannya. Seolah-olah merayakan bebasnya  pahlawan revolusinya kebebasan berekspresi dari penjara moral yang sudah usang.
Begitu meriahnya, bahkan Ariel dan bandnya, Noah, langsung menggelar konser di beberapa negara lintas benua dalam waktu 24 Jam, memecahkan rekor dunia. Inspiratif!

Belum cukup sampai sana, sang aktor utama dalam video itupun bersama band-nya menjadi brand ambassador salah satu provider telekomunikasi, Instant messaging, dan pembersih wajah dengan jargon “ganteng maksimal”.

Dan bagaimana dengan Luna dan Cut Tari? Tenang, masyarakat sudah memaafkan mereka. Televisi pun yang sejak awal mem-blow up pemberitaan ini makin berlomba-lomba memakai mereka untuk mengisi acara; Iklan, sinetron, host musik, host infotainment, tarik suara, dan modelling; Semua demi rating. Lihatlah tayangan infotainment dulu ketika kasus video Ariel mencuat, sedikitpun naratornya tidak menganggap bahwa video mesum itu merupakan pelanggaran moral apalagi dosa.
Terbukti kan, video mesum tidak akan menghancurkan karir mu di dunia entertainment, tapi malah makin mengantarkanmu pada polularitas yang lebih.

Ariel, Luna, Cut Tari, bagaimanpun luar biasa karyanya (Sori, menurut gue biasa aja dan gue gak begitu suka dengan lagu-lagunya Noah), mereka tetaplah duta perzinahan. Dan faktanya, mereka sudah mempromosikan perzinahan sampai ke luar negeri. Gaung video Ariel sudah mendunia. Bahkan di Jepang, Ariel-Luna-Cut Tari menjadi cover majalah dewasa. Dan bersama para pendukungnya, mereka telah menanamkan ke benak banyak orang terutama generasi muda, bahwa zinah itu normal, zinah itu wajar, zinah itu tidak salah, dan zinah itu adalah urusan pribadi. Dan itu berhasil. Bangsa Indonesia akhirnya bisa lebih maju daripada Hongkong. Edison Chen, aktor Hongkong yang foto-foto mesumnya beredar, malu untuk kembali ke Hongkong. Selain itu, dia juga tidak sanggup menerima sanksi sosial masyarakat hongkong yang masih “konservatif“.


Setiap orang yg mengidolakan mereka (Ariel cs), maka akan sedikit banyak maklum dengan perzinahan itu. Kan yang dilihat karyanya, bukan moralnya. Jangan sok suci deh.

Nah, kalau orang yang sudah jelas-jelas “bikin film” dengan isteri orang saja masih kita jadikan idola, masih bisa memperoleh Award, lantas mengapa kita mesti prihatin dan miris ketika melihat film hasil karya anak-anak SMP yang merekam adegan porno di sekolahnya? Toh, kelakuan mereka tidak berbeda dari sang idolanya. Kan yang dilihat karyanya, bukan moralnya. Jangan sok suci deh.

Bdg 27-9-2013
Salam, Adi Yuza

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar jika dirasa perlu

Adi Yuza