Kamis, 15 November 2012

Air berkhasiat dan Daun Bambu Penerawang Togel

Ada sebuah fenomena unik yang ku temui ketika aku pulang kampung kemarin. Fenomena cukup unik menurutku, karena biasanya  aku mendengar hal ini hanya terjadi di Pulau Jawa dan daerah lainnya yang tingkat kepercayaan terhadap hal-hal berbau klenik masih cukup tinggi.

Siang itu, aku cukup dikagetkan dengan cerita orang rumah, bahwa di kampung ibuku ditemukan air yang seperti mendidih. Banyak orang-orang yang ke sana untuk melakukan pengobatan, karena katanya air tersebut memiliki khasiat yang sama seperti obat. “Mungkinkah itu sumber air panas yang baru muncul ,”pikirku seketika.  “atau jangan-jangan sumber panas bumi yang baru tersingkap?” tanyaku pada diri sendiri. Sebagai orang yang memiliki latar pendidikan di bidang ilmu kebumian, hal-hal seperti itu sangat menggoda insting ku. Dan khayalan ku pun kemana-mana. Aku mulai menghubung-hubungkan kondisi geologi daerah itu dengan kemungkinan adanya sumber-sumber energi terbaharukan. Apalagi dua bulan yang lalu telah muncul sumber air panas baru di Natar, Lampung Selatan.

Penasaran ku sedikit memudar ketika aku mendapat jawaban tidak atas pertanyaan-pertanyaan yang ku ajukkan berikutnya. “Apakah airnya panas?” “Tidak.” “Apakah ada gelembung-gelembung gas?” “Tidak.” “Apakah ada bau di sekitar sumber air itu?”Tidak.”

Untuk melampiaskan rasa penasaran ku, akhirnya ku putuskan untuk melihat sumber air itu secara langsung.

 Dari cerita saudaraku yang rumahnya tak jauh dari tempat itu, aku tahu bahwa sumber air itu telah membuat heboh masyarakat selama satu bulan ini. Banyak orang yang berduyun-duyun datang untuk melihat sumber air itu. Bahkan Camat dan Pemuka agama pun sempat meninjau lokasi tersebut. Kebanyakan orang-orang datang untuk berobat.  Baik dengan mandi di tempat tersebut, atau pun meminum airnya langsung. Banyak yang meyakini bahwa air itu memiliki khasiat yang mujarab. Apalagi menurut cerita yang beredar, ada orang yang bahkan bisa berjalan setelah meminum dan mandi di air tersebut. Padahal sebelumnya orang itu lumpuh karena stroke.

Sumber air itu berada di Dusun Ponpon, Desa Negeri Sakti, Kecamatan Sungkai Barat, Lampung Utara. Cukup sulit untuk menuju ke sana karena kondisi jalan yang buruk. Di sepanjang jalan, kita akan banyak dapati kebun lada dan karet. Sampai di sana, motor diwajibkan parkir ditempat yang telah disediakan. “Waw, sebuah kemajuan,” pikirku dalam hati. Wajar aku berpikir seperti itu, karena baru kali ini ada parkiran berbayar di tengah kebun di dusun yang terpencil. Hebat sekali paham Uang-isme ini.

“Sebelumnya tak ada parkiran seperti ini. Orang-orang bisa bebas lalu lalang di kebun singkong itu.  Tapi karena terlalu banyak orang, kebun singkong itu jadi rusak, akhirnya si empunya kebun melarang motor untuk masuk kebun  ” jelas tukang parkir. “Masuk akal, Kreatif sekali orang ini, bisa melihat peluang,” benakku.

Perjalanan pun dilanjutkan dengan berjalan kaki melintas kebun singkong yang sudah sekarat karena hujan tak juga datang dalam beberapa bulan ini.  Lokasi sumber air itu memang tak jauh dari parkiran, hanya saja setelah melewati kebun singkong, kondisi jalan menjadi lebih curam. Ada dua jalur, yang satu memutar tapi tak begitu curam. Satu lagi cukup terjal, tapi dekat. Bahkan titik lokasi bisa terlihat dari tempat ku berdiri saat itu. Aku pun memilih jalur yang curam. Lebih menantang.

Jalan curam ini ternyata bebar-benar curam. Kalau tidak berhati-hati bisa terpeleset dan langsung meluncur ke dalam lembah. Untungnya orang-orang penjaga sumber air itu cukup kreatif dengan membuat tangga dengan menggali tanah di sepanjang jalan yang curam itu.

Jalan curam menuju lokasi sumber air


Sampai di sana, tak ada sesuatu yang “waw” (menurutku). Di sana ada lebih dari 10 orang pria sedang duduk-duduk di bawah tenda yang mereka buat. Sepertinya ada hal penting yang sedang mereka tunggu. Selanjutnya, tepat di tempatku berdiri saat itu, adalah sumber air yang menghebohkan itu.

“Hah, seperti ini saja?”

Sumber air itu ternyata mata air biasa yang sedang mengeluarkan air. Kadang sedikit, kadang banyak. Sehingga terlihat seperti menggelegak. Airnya cukup jernih dan sangat menyegarkan. Cocok untuk cuaca panas di musim kemarau seperti ini. Hal ini sangat wajar, karena posisi nya berada di lembah. Setidaknya itu simpulan yang bisa ku ambil.

Bahkan daun Bambu pun jadi media  untuk melihat nomor Togel
Tempat air itu dibuat seperti tempat pemandian, dengan bambu sebagai tempat pijakannya. Lalu dikelilingi oleh kain kafan. Disediakan juga  kotak bekas air mineral untuk memberi uang secara sukarela.
 Yang cukup menarik perhatian ku adalah ketika ada beberapa orang yang menancapkan daun bambu di dasar air, dan tak berapa lama kemudia mereka mencabutnya, lalu menerawangnya ke arah matahari seperti mengecek tanda air pada uang kertas.

Menerawang daun bambu, berharap keluar nomor.

Setelah kutanya, ternyata mereka sedang menerawang nomor Togel yang akan keluar. Bukan Cuma sekali, tapi juga berkali kali mereka melakukannya. Bahkan orang-orang yang sedang duduk di bawah tenda  itu ternyata sedang melakukan hal yang sama. Mencari nomor Togel.

Sebelum diterawang, ditancapkan dulu di dasar mata air.

Menurut cerita orang-orang di sekitar situ,cara seperti itu cukup ampuh. Beberapa nomor yang dipasang keluar. Bahkan mereka bisa membeli terpal, kain kafan, dan membangun tempat itu  karena sumbangan orang-orang yang menang togel  sebagai ucapan terima kasih. Yeah, Kombinasi yang sempurna antara sugesti, keberuntungan, dan hasutan iblis.

Mengambil air, berharap berkah dan kesembuhan. Efek dari mahalnya biaya kesehatan?

Asal mula cerita.
Cerita  yang mengehebohkan itu ternyata dimulai satu bulan yang lalu. Ketika itu seorang pekerja sedang kehabisan air minum. Orang itu kemudian menemukan sumber air itu. Setelah mendapat minum, orang itu kemudian seperti melihat nomor pada daun bambu. Singkat cerita orang itu memasang nomor togel dan tak dinyana dia menang. Kemudian dia mengulang kembali  ritual yang tak disengaja itu. Beruntungnya dia menang lagi. Dia kemudian bercerita pada orang lain sehingga cerita itu menyebar dari mulut ke mulut. Dan entah dari mana, cerita pun bertambah dengan khasiat obat dari air tersebut.

Cukup miris melihat fenomena ini. Kombinasi Kemiskinan, kurangnya pendidikan, dan mahalnya layanan kesehatan membuat pola pikir orang-orang ini berjalan mundur . Sebuah fenomena yang tak pernah terjadi sebelumnya pada masyarakat Lampung tapi akhirnya terjadi juga.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar jika dirasa perlu

Adi Yuza